Negara-negara Nordik, yang biasanya dikenal dengan salju dan udara dingin, saat ini mengalami gelombang panas yang brutal. Suhu yang mencapai di atas 30°C selama berhari-hari telah memecahkan rekor tertinggi dalam lebih dari enam puluh tahun. Fenomena ini dianggap sebagai gelombang panas yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh para ilmuwan.
Masyarakat Finlandia, yang terkenal dengan kepopuleran rusa kutubnya, kini dilanda masalah serius. Rumah sakit penuh sesak dan arena es harus dibuka secara darurat untuk menyelamatkan mereka yang terdampak. Bahkan, turis asing yang mencari liburan dingin di negara ini mendapat peringatan akan panas ekstrem yang sedang terjadi.
Di sejumlah negara Nordik seperti Norwegia dan Finlandia, suhu mencapai lebih dari 30°C selama beberapa hari berturut-turut. Bahkan, Swedia mencatat suhu tinggi terpanjang dalam lebih dari seratus tahun di wilayah utara. Hal ini tidak hanya mencatat rekor, tetapi juga menjadi peringatan yang keras dari alam.
Heikki Tuomenvirta, seorang ilmuwan dari Institut Meteorologi Finlandia, mengungkapkan bahwa gelombang panas ekstrem semakin sering terjadi, lebih intens, dan berlangsung lebih lama. Hal ini disebabkan oleh perubahan iklim yang dipicu oleh emisi karbon yang terus meningkat.
Tak hanya itu, infrastruktur di negara-negara Nordik juga tidak siap menghadapi kondisi ini. Beberapa negara seperti Norwegia, Inggris, dan Swiss disebut sebagai negara yang paling rentan terhadap peningkatan suhu yang ekstrem. Kota-kota yang biasanya dingin sekarang berisiko mengalami cuaca ekstrem tanpa kesiapan fasilitas pendingin, sistem medis, atau pasokan energi.
Kondisi ini hanya menambah panjang daftar bencana alam global yang terjadi tahun ini, mulai dari banjir bandang di Asia Selatan, kebakaran hutan di Yunani, hingga suhu mencapai 50°C di Timur Tengah. Semua ini menjadi peringatan bahwa perubahan iklim bukanlah hal yang bisa diabaikan.