OpenAI baru-baru ini mengumumkan peluncuran GPT-5, model kecerdasan buatan terbaru mereka yang dijelaskan sebagai yang terbesar dan tercanggih hingga saat ini. Model ini diakui memiliki kecerdasan yang lebih tinggi, kinerja yang lebih cepat, dan dianggap lebih bermanfaat dalam berbagai domain seperti menulis, pengkodean, dan industri kesehatan. CEO OpenAI, Sam Altman, mengungkapkan bahwa setelah mencoba kembali GPT-4, hasilnya jauh dari mengesankan.
Sejak diluncurkan pada tahun 2022, chatbot AI ChatGPT dari OpenAI telah meraih popularitas yang signifikan. Perusahaan ini bahkan menargetkan mencapai 700 juta pengguna aktif mingguan di platform ChatGPT tersebut. Kabarnya, OpenAI tengah dalam tahap diskusi dengan para investor terkait kemungkinan penjualan saham dengan valuasi sekitar US$ 500 miliar.
Salah satu keunggulan GPT-5 yang disoroti oleh OpenAI adalah tingkat halusinasi yang lebih rendah, sehingga model ini cenderung memberikan jawaban yang lebih akurat dan relevan. OpenAI juga menekankan bahwa mereka telah melakukan evaluasi keamanan yang ketat selama pengembangan GPT-5 untuk memastikan keandalannya. Michelle Pokrass, yang menjabat sebagai pimpinan pasca-pelatihan di OpenAI, menekankan bahwa model ini dilatih untuk mengenali serta menjelaskan batasan dalam menjawab pertanyaan, serta dapat menghindari informasi yang tidak relevan atau spekulatif.
Selama sesi pengarahan, OpenAI memperlihatkan kemampuan GPT-5 dalam “pengodean getaran,” suatu proses di mana pengguna dapat membuat perangkat lunak dengan menggunakan AI berdasarkan perintah tertulis sederhana. Para pengguna kemudian dapat menyesuaikan perangkat lunak yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan masing-masing. GPT-5 dikabarkan telah diluncurkan untuk pengguna versi Gratis, Plus, Pro, dan Tim, menjadikannya model pertama yang memungkinkan pengguna gratis untuk mengakses jenis model yang memiliki kemampuan penalaran. Selain itu, peluncuran GPT-5 ini juga memberikan akses yang berbeda bergantung pada jenis langganan yang dimiliki pengguna OpenAI.
