Perplexity AI, sebuah startup yang belum begitu terkenal, telah mengungkapkan keinginannya untuk membeli browser Google Chrome dengan nilai fantastis, yaitu sebesar US$34,5 miliar (Rp560 triliun). Angka tersebut jauh melebihi estimasi valuasi Perplexity yang “hanya” sebesar US$18 miliar (Rp292 triliun). Tindakan ambisius ini bertujuan untuk melibatkan miliaran pengguna browser terkenal ini dan memenangkan pertarungan untuk menguasai layanan mesin pencari berbasis AI. Perplexity, walaupun masih baru berdiri pada tahun 2022, kerap mencuri perhatian dalam industri teknologi dengan berbagai inovasinya.
Pada bulan Januari sebelumnya, Perplexity juga membuat gebrakan dengan usahanya untuk mengakuisisi operasional TikTok di AS. Tindakan ini sekaligus menjadi solusi untuk kekhawatiran AS terhadap kepemilikan TikTok oleh ByteDance dari China. Meskipun memiliki ambisi besar, langkah Perplexity untuk membeli Google Chrome tidak akan mudah, mengingat beberapa perusahaan seperti OpenAI, Yahoo, dan Apollo Global Management juga tertarik untuk mengakuisisi Chrome. Di sisi lain, regulator juga mulai menekan dominasi Google dan meminta divestasi Chrome sebagai bagian dari upaya hukum.
Perplexity sendiri tidak memberikan rincian terkait pendanaan yang akan digunakan untuk penawaran pembelian Google Chrome. Namun, perusahaan ini telah berhasil mengumpulkan dana sebesar US$1 miliar dari investor seperti Nvidia dan SoftBank Jepang. Dengan berbagai langkah strategis dan kepemilikan browser AI bernama Comet, Perplexity berpotensi untuk mengembangkan potensi dan layanannya lebih jauh melalui akses ke lebih dari tiga miliar pengguna Chrome. Hal ini diharapkan dapat memberikan keunggulan dalam bersaing dengan perusahaan lain seperti OpenAI yang juga sedang mengembangkan browser berbasis AI.
Dengan perkembangan pengguna yang beralih ke chatbot dan informasi yang lebih cerdas, peramban web muncul kembali sebagai elemen kunci dalam lalu lintas pencarian dan pengumpulan data. Kehadiran Perplexity dalam membeli Google Chrome juga menjadi langkah strategis untuk mengejar ambisi sebagai superapp di masa depan. Dalam tawarannya, Perplexity berkomitmen untuk mempertahankan kode dasar browser Chrome, menginvestasikan US$3 miliar selama dua tahun, dan tidak merubah mesin pencari default Chrome. Dengan langkah-langkah ini, Perplexity berusaha untuk mengukuhkan posisinya dan bersaing dalam pasar teknologi yang semakin kompetitif.