Ancaman terbesar bagi Eropa bukanlah rudal atau bom, melainkan berasal dari laut yang dapat menyebabkan kerusakan setara dengan efek perang nuklir. Ancaman ini datang dari arus laut raksasa di Samudra Atlantik yang dikenal sebagai Atlantic Meridional Overturning Circulation (AMOC). AMOC adalah sistem arus laut penting yang mengalirkan panas dari wilayah tropis ke Atlantik Utara dengan aliran panas yang jauh melampaui konsumsi energi manusia. Namun, arus ini rentan terhadap perubahan suhu dan salinitas laut akibat pemanasan global.
Jika AMOC mengalami kolaps, dampaknya akan sangat ekstrem bagi Eropa. Suhu di beberapa kota seperti Brussel dan Oslo dapat turun drastis, bahkan Laut Utara bisa membeku hingga ke Inggris. Curah hujan di Eropa Utara juga dapat anjlok, mengakibatkan masalah serius bagi pertanian. Fenomena ini dianggap sebagai salah satu tipping point iklim yang bisa menjadi titik kritis yang merusak dan tak dapat dipulihkan. Meskipun demikian, upaya mitigasi global masih minim dan banyak pemerintah belum siap menghadapi ancaman ini.
Inggris baru-baru ini mulai mendanai sistem pemantauan AMOC untuk memberikan peringatan dini terhadap potensi kolapsnya. Namun, kesadaran akan urgensi perubahan iklim masih kurang di mata beberapa pemerintah. Para ahli mengingatkan bahwa langkah harus segera diambil sebelum terlambat, karena kolapsnya AMOC dapat terjadi dalam hitungan dekade setelah melewati ambang tertentu suhu global. Bukannya ancaman militer, kata mereka, ini adalah masalah iklim yang memerlukan solusi global yang lebih besar dan cepat.
