Berita  

Serangan Diam-diam Rusia Selama Kecolongan Trump

Sebuah kelompok propaganda pro-Rusia disinyalir menyebarkan konten palsu di Amerika Serikat dengan menyamar sebagai organisasi berita dan lembaga resmi. Kelompok tersebut, bernama Storm-1679, menggunakan taktik ini sejak tahun 2022 untuk memproduksi konten disinformasi dengan meniru media terkemuka seperti ABC News, BBC, Politico, dan E! News. Pemantau misinformasi, NewsGuard, mengungkap bahwa kelompok ini banyak menggunakan video yang meniru organisasi tersebut dengan tujuan menyebarkan konten pro-Kremlin.

Menurut McKenzie Sadeghi, editor AI dan pengaruh asing di NewsGuard, sejak awal 2024, Storm-1679 secara aktif memproduksi konten palsu yang berisi narasi pro-Kremlin. Mereka bahkan menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk memalsukan suara selebritas dan pakar, seperti menciptakan video palsu dengan suara deepfake dari aktor Tom Cruise sebagai narator. Meskipun sebagian besar video tersebut terbukti palsu setelah diinvestigasi, beberapa di antaranya sempat viral dan menimbulkan kekacauan.

Belakangan, kelompok ini terungkap membuat video lain yang mengklaim Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) membayar selebritas untuk berkunjung ke Ukraina. Video ini bahkan dibagikan oleh tokoh ternama seperti Donald Trump Jr. dan Elon Musk sebelum akhirnya terbukti palsu. Menanggapi hal tersebut, juru bicara BBC pun menegaskan agar masyarakat selalu memastikan konten yang menggunakan nama BBC berasal dari platform resmi BBC News. Namun, hingga saat ini, ABC News, E! News, dan Netflix belum memberikan tanggapan terkait insiden ini.

Situasi semakin diperburuk dengan meningkatnya operasi disinformasi dan keputusan pemerintah AS untuk memangkas anggaran lembaga federal yang menangani disinformasi. Sejumlah upaya untuk melawan kampanye disinformasi dalam dan luar negeri terpaksa dihentikan, memberikan kesempatan bagi organisasi seperti Storm-1679 untuk terus menyebarkan konten palsu. Para ahli keamanan juga mengkhawatirkan bahwa dengan semakin canggihnya teknologi AI, masyarakat akan semakin sulit membedakan konten asli dan palsu, memberikan peluang besar bagi kelompok ini untuk terus beroperasi.

Source link

Exit mobile version