China Mengikuti Langkah AS dalam Pengembangan Stablecoin
China kini mengikuti jejak Amerika Serikat dalam menggenjot industri mata uang kripto, meskipun sebelumnya pemerintah China pernah melarang kepemilikan mata uang digital seperti Bitcoin. China kini mempertimbangkan izin penggunaan stablecoin yang dibacking yuan, langkah ini menandai perubahan besar dari sikap sebelumnya yang apatis terhadap aset digital.
Stablecoin adalah jenis mata uang kripto yang dirancang untuk nilai yang konstan, biasanya dipatok pada mata uang fiat dan digunakan oleh pedagang kripto untuk berbagai transaksi. Kabinet China sedang mempertimbangkan roadmap untuk stablecoin yuan guna memantapkan penggunaan yuan secara global untuk mengejar ketinggalan dengan AS.
Pemerintahan AS, di bawah Presiden Donald Trump, telah mendukung pengembangan stablecoin sejak 2025 dengan bantuan kerangka regulasi yang membantu melegitimasi mata uang kripto yang dipatok dolar. China melihat teknologi blockchain dan stablecoin sebagai alat internasionalisasi yuan dan pembangunan keuangan yang menjanjikan.
Perluasan penggunaan yuan dan stablecoin akan dibahas dalam roadmap China guna mendobrak dominasi dolar AS dalam pasar global. China, sebagai ekonomi terbesar kedua di dunia, berharap dapat menyaingi dominasi stablecoin yang dibacking dolar AS yang mendominasi pasar hingga 99%.
Langkah China untuk menggenjot pengembangan stablecoin juga dipicu oleh ketegangan geopolitik dengan AS, yang membuat penggunaan stablecoin berbasis dolar semakin populer di kalangan eksportir China. Saat ini, pasar global untuk stablecoin masih relatif kecil, namun diprediksi tumbuh hingga US$2 triliun pada 2028.
Dengan pertumbuhan pasar yang potensial, China berencana membahas perluasan penggunaan yuan dan stablecoin untuk perdagangan dan pembayaran lintas batas dengan beberapa negara pada KTT Organisasi Kerja Sama Shanghai yang akan diselenggarakan dalam waktu dekat. Hal ini menunjukkan komitmen China dalam mengembangkan pasar global untuk stablecoin dan memperkuat posisinya dalam ekonomi global.
