Berita  

Negara Barat Kecanduan Produk China: Buktinya Disini

TikTok, aplikasi dibawah ByteDance yang berasal dari China, ternyata sangat populer di negara Barat meskipun menghadapi ancaman pemblokiran di Amerika Serikat (AS). Namun, antusiasme pengguna di negara-negara Eropa terhadap TikTok tetap tinggi. Pendapatan TikTok dilaporkan mengalami peningkatan signifikan di pasar Eropa, dengan laporan Companies House menyebutkan pendapatannya di luar AS melonjak 38% menjadi US$6,3 miliar atau sekitar Rp 102,3 triliun. Berdasarkan Forbes, pendapatan TikTok di Inggris, Amerika Latin, dan Eropa sudah lebih dari dua kali lipat sejak 2022.

Meskipun AS telah memerintahkan ByteDance untuk menjual TikTok atau akan diblokir, namun perintah tersebut belum dilakukan karena Presiden AS Donald Trump telah menundanya. TikTok juga menghadapi banyak tuntutan hukum, termasuk alokasi dana sebesar US$1 miliar untuk menutupi denda di masa depan dari pemerintah Eropa. Komisi Eropa bahkan membuka proses hukum terhadap TikTok akibat dugaan gagalnya platform dalam mengurangi risiko integritas pemilu.

Regulator di berbagai negara Eropa, termasuk Inggris, Spanyol, dan Perancis, juga sedang melakukan penyelidikan terhadap TikTok. Dari denda US$1 miliar yang diminta oleh otoritas perlindungan data Irlandia, TikTok berencana menanggapi masalah tersebut dengan Project Clover, yang melibatkan peluncuran pusat data di Norwegia serta rencana pembangunan pusat data di Finlandia. Meskipun menghadapi tantangan, TikTok tetap berupaya menanggulangi masalah hukum dan regulasi di Eropa.

Source link