Industri HP di Indonesia pada kuartal-II (Q2) 2025 mengalami penurunan sebesar 3,5% dari tahun ke tahun (YoY), berdasarkan laporan firma riset IDC. Indonesia menunjukkan pertumbuhan paling buruk di kawasan Asia Tenggara, sedangkan Vietnam juga mengalami penurunan tetapi tidak sebesar Indonesia. Di sisi lain, negara-negara lain seperti Filipina, Malaysia, Thailand, dan Singapura menunjukkan pertumbuhan positif. Malaysia, misalnya, mencatat pertumbuhan sebesar 7,8% YoY di Q2 2025, didorong oleh segmen HP dengan harga di bawah US$100. Pasar HP Filipina juga menunjukkan pemulihan setelah periode penyesuaian inventaris.
Pabrikan HP asal China, Transsion (Infinix, Tecno, Itel), menempati posisi teratas dengan pangsa pasar 21,5% di Indonesia. Meskipun kondisi pasar HP melemah, Transsion mampu mencatat pertumbuhan signifikan sebesar 9,5% YoY. Berbagai merek di bawah Transsion, seperti Infinix, Tecno, dan Itel, dikenal sebagai pembunuh HP flagship karena menawarkan spesifikasi mumpuni dengan harga terjangkau.
Selain itu, dalam periode Q2 2025, Samsung menempati posisi kedua dengan pangsa pasar 18,5%, sementara Xiaomi berada di posisi ketiga dengan pangsa pasar 16,6%. Samsung menunjukkan pertumbuhan pengapalan yang signifikan sebesar 7% YoY, sementara Xiaomi hanya tumbuh tipis sebesar 0,2% YoY. Namun, vivo dan Oppo menunjukkan penurunan pertumbuhan yang cukup drastis.
Meskipun Transsion mendominasi pasar HP di Indonesia, Samsung tetap memimpin di kawasan Asia Tenggara secara keseluruhan dengan pertumbuhan sebesar 15,9% YoY. Transsion menempati posisi kedua dengan pertumbuhan 13,6% YoY, diikuti oleh Xiaomi dengan pertumbuhan 6,7% YoY. Sementara Oppo dan Vivo mengalami penurunan pengapalan yang signifikan di kawasan Asia Tenggara. Demikianlah laporan terkait dinamika pasar HP di Indonesia dan Asia Tenggara pada Q2 2025, berdasarkan laporan IDC. Semoga informasi ini bermanfaat bagi pembaca.