TikTok dikabarkan akan memangkas ratusan pekerjaan moderator konten di Inggris serta Asia Selatan dan Asia Tenggara sebagai bagian dari reorganisasi global perusahaan. Posisi yang terdampak mayoritas berasal dari tim trust and safety. Seorang juru bicara TikTok menyatakan bahwa reorganisasi tersebut bertujuan untuk memperkuat model operasional global di bidang trust and safety dengan memusatkan operasi ke lokasi yang lebih sedikit secara global. Secara bersamaan, TikTok juga akan lebih mengandalkan kecerdasan buatan (AI) dalam moderasi konten.
Lebih dari 85% konten yang dihapus karena melanggar pedoman komunitas berhasil diidentifikasi secara otomatis oleh sistem AI TikTok. Meskipun pemangkasan ini memicu kritik dari serikat pekerja, perusahaan tetap melanjutkan efisiensi dengan mengalihkan beberapa pekerjaan ke kantor lain di Eropa dan penyedia pihak ketiga. Hal ini diikuti dengan pengurangan moderator konten di beberapa negara seperti Belanda, Malaysia, dan Jerman.
Meski melakukan efisiensi, TikTok masih mencatat pertumbuhan yang signifikan. Pendapatan perusahaan melonjak 38% menjadi US$6,3 miliar pada 2024, sementara kerugian operasional turun secara signifikan. Meskipun demikian, keputusan untuk menggantikan moderator manusia dengan AI tetap menimbulkan keprihatinan terutama terkait keselamatan pengguna. Tetapi, TikTok berkomitmen untuk terus mengoptimalkan proses moderasi konten dengan teknologi terbaru untuk memastikan keamanan dan kualitas pengalaman pengguna.