Mencari pekerjaan di tengah ketidakpastian ekonomi saat ini tidaklah mudah, terutama dengan gelombang PHK yang masih terjadi di Indonesia. Data dari Kemnaker mencatat bahwa pada Agustus 2025, ada sebanyak 830 pekerja yang terkena PHK, dan jumlah ini meningkat dari bulan sebelumnya. Jawa Barat menjadi provinsi dengan jumlah PHK terbanyak, disusul oleh Sumatra Selatan dan Kalimantan Timur. Di sisi lain, lulusan kuliah juga mengalami kesulitan dalam mencari pekerjaan karena persaingan yang semakin sengit dan perkembangan teknologi yang pesat.
Dalam situasi ini, profesi virtual assistant (VA) muncul sebagai alternatif baru yang diminati banyak orang. Sebagai seseorang yang memberikan layanan administratif atau operasional secara jarak jauh kepada bisnis, VA menjadi pilihan menarik di tengah sulitnya mencari pekerjaan konvensional. Dinda Juwita, seorang mantan wartawan yang terkena PHK pada Mei 2025, memutuskan untuk belajar hal baru dengan menjadi VA setelah lebih dari 11 tahun berkarier sebagai wartawan.
Dinda berhasil mendapatkan klien dari luar negeri dan fokus pada tugas-tugas sebagai social media specialist. Sebagai seorang VA, kemampuan berbahasa Inggris sangat diperlukan karena sebagian besar klien berasal dari luar negeri. Dinda menekankan pentingnya kemauan belajar dan kemampuan komunikasi yang baik bagi para calon VA. Dengan keterampilan yang tepat dan semangat belajar yang tinggi, profesi VA menjadi pilihan menjanjikan, terutama bagi mereka yang ingin beralih karier atau menambah penghasilan di tengah persaingan dunia kerja yang ketat.












