Di masa depan, perkembangan sistem kecerdasan buatan (AI) diprediksi akan memiliki dampak yang signifikan terhadap profesi-profesi tertentu. Bahkan, beberapa profesi diperkirakan akan lenyap lebih cepat karena peran AI yang semakin dominan. Aravind Srinivas, CEO Preplexity, memberikan ramalan bahwa dunia kerja akan mengalami revolusi total di masa depan.
Perusahaan Preplexity sedang mengembangkan browser berbasis AI yang bernama Comet. Browser ini diharapkan dapat mengotomasi sejumlah pekerjaan, mulai dari divisi perekrutan hingga asisten eksekutif. Comet tidak hanya berfungsi sebagai mesin pencari berbasis AI, tapi juga sebagai agen AI serba otomatis yang membantu menyelesaikan berbagai tugas.
Pengembangan Comet dipandang sebagai titik masuk yang logis karena telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari para pekerja. Melalui integrasi dengan aplikasi populer seperti Gmail, Google Kalender, dan Google Spreadsheet, Comet mampu mengelola berbagai tugas seperti mencari kandidat pekerja baru dan menjadwalkan rapat.
Srinivas juga menunjukkan contoh nyata dari perekrutan otomatis yang dilakukan oleh AI. Dari menemukan kandidat yang sesuai di LinkedIn, mengirimkan email yang disesuaikan, hingga mengatur janji wawancara, semuanya dapat dilakukan secara mandiri oleh agen AI. Hal ini menandai pergeseran paradigma dalam pekerjaan white collar di mana tugas-tugas kompleks dapat disederhanakan menjadi perintah AI.
Menurut Srinivas, peran manusia dalam dunia kerja akan berubah dari sekadar mengeksekusi tugas menjadi mengelola hasil. Di masa depan, pengembangan model bahasa generasi berikutnya seperti GPT-5 atau Claude 4.5 akan memungkinkan alur kerja serba otomatis menjadi lebih efisien. Meskipun ada pandangan yang menunjukkan adanya ancaman terhadap pekerjaan akibat otomatisasi, CEO Alphabet, Sundar Pichai, yakin bahwa AI akan menciptakan pekerjaan baru.
Pertanyaannya, bagaimana pandangan Anda terkait dampak perkembangan AI terhadap dunia kerja di masa depan?