Berita  

Fakta Mengejutkan Tentang Hubungan Asmara dengan AI

Fenomena penggunaan kecerdasan buatan (AI) sebagai pasangan virtual semakin marak belakangan ini. Namun, penelitian terbaru mengungkapkan bahwa hubungan romantis dengan chatbot AI sebenarnya dapat membuat penggunanya lebih rentan terhadap depresi dan kesepian. Sebuah studi yang dipublikasikan di Journal of Social and Personal Relationships oleh tim peneliti dari Universitas Brigham Young menemukan bahwa interaksi dengan chatbot percintaan dapat meningkatkan masalah psikologis, terutama pada kelompok usia muda.

Survei terhadap 2.989 responden menunjukkan bahwa hampir 20% orang telah menggunakan chatbot percintaan, namun interaksi ini malah dikaitkan dengan dampak negatif pada kesejahteraan emosional. Beberapa bahkan mengakui melakukan aktivitas seksual atau menonton konten porno saat berinteraksi dengan AI. Hal ini lebih sering terjadi pada pria dan kelompok usia muda, yang menunjukkan tingginya minat pada AI dalam hubungan intim.

Meskipun tujuan awal kecerdasan buatan adalah membantu individu yang merasa kesepian agar merasa lebih terhubung, namun temuan penelitian menunjukkan sebaliknya. Peneliti Brian Willoughby menyimpulkan bahwa AI justru memperparah kesendirian yang dirasakan oleh pengguna. Bahkan, ada kekhawatiran bahwa ketergantungan pada chatbot AI bisa mengakibatkan gangguan mental serius, seperti “psikosis AI”, yang dapat berujung pada tindakan ekstrem seperti bunuh diri.

Studi lain juga menunjukkan bahwa remaja usia 9-17 tahun kerap menggunakan chatbot AI sebagai teman pengganti atau karena merasa tidak memiliki teman nyata. Hal ini menunjukkan bahwa ketergantungan pada AI dalam interaksi sosial bisa memiliki dampak negatif pada kesehatan mental individu, terutama pada kalangan muda. Adanya kasus-kasus ekstrem seperti bunuh diri dan pembunuhan yang dikaitkan dengan ketergantungan pada AI menunjukkan bahwa pentingnya untuk mengkaji dampak sosial dan psikologis dari penggunaan kecerdasan buatan dalam hubungan personal.

Source link