Berita  

Dilema Manusia: Petaka AI di Kedepan, Hanya Tinggal 5 Tahun Lagi

CEO Nvidia Jensen Huang mengatakan teknologi kecerdasan buatan (AI) mendekati kecerdasan manusia. Nvidia dikenal sebagai pembuat chip AI canggih yang digunakan oleh OpenAI, Microsoft, dan lain-lain.

Menurut Huang, Artificial General Intelligence (AGI) yang merupakan tahap lanjut AI, didefinisikan sebagai komputer yang bisa melakukan tugas seperti manusia, akan terasa dampaknya dalam 5 tahun.

“Dalam 5 tahun, Anda akan melihat AI yang bisa menyamai kemampuan manusia,” kata dia dalam forum tahunan DealBook, dikutip dari CNBC International, Jumat (1/12/2023).

Jika mesin sudah menyamai manusia, maka kekhawatiran sebagian kelompok soal dampak besar seperti hilangnya pekerjaan, gaji makin kecil, hingga penyebaran disinformasi yang tak terkontrol dapat menjadi kenyataan. Namun, Huang tidak berkomentar soal ini.

Huang juga menceritakan pengalamannya pertama kali menyediakan chip untuk pengembangan AI superkomputer pertama untuk OpenAI. Kala itu, Elon Musk yang merupakan salah satu pendiri OpenAI baru saja hengkang pada 2018.

“Elon bilang kepada saya dia ingin superkomputer itu. Lalu saya mengantarkan superkomputer AI pertama di dunia pada hari tersebut,” Huang bercerita.

Mengenai drama di internal OpenAI yang berujung pada pemecatan CEO Sam Altman beberapa waktu lalu, Huang juga turut berkomentar. Ia berharap kondisinya akan membaik, apalagi Altman kini telah kembali ke posisi awalnya.

“Saya senang melihat masalah itu sudah selesai. Mereka [OpenAI] merupakan tim yang hebat,” kata dia.

Lebih lanjut, ia menggarisbawahi pentingnya pengaturan manajemen perusahaan yang baik. Menurut dia, Nvidia yang sudah berumur 30 tahun akan kacau balau jika tidak memiliki manajemen yang baik, sebab perbedaan pasti selalu ada.

Menurut prediksi Huang, kompetisi industri AI akan makin seru dalam beberapa tahun ke depan. Berbagai perusahaan dari berbagai sektor akan mengembangkan AI sesuai kebutuhan mereka, mulai dari rancangan chip hingga pembuatan software khusus.

Setelah popularitas AI, industri teknologi berlomba-lomba mengembangkan AGI, yakni mesin kecerdasan buatan yang lebih pintar dan bisa menyamai manusia.

Namun, Huang mengatakan implementasi AGI masih akan membutuhkan waktu. Penerapan AI masih membutuhkan regulasi yang tepat agar manfaatnya terasa dan risikonya terhindar.