Jakarta, CNBC Indonesia – Subsidi dan biaya energi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 diperkirakan akan semakin membengkak pada paruh kedua 2024. Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dan semakin lesunya produksi minyak mentah nasional, yang bahkan masih di bawah target, menjadi pemicu pembengkakan subsidi dan kompensasi energi pada semester II-2024 mendatang.
Dari sisi subsidi energi saja, pemerintah menganggarkan subsidi energi pada 2024 mencapai Rp 186,9 triliun, terdiri dari subsidi BBM dan LPG sebesar Rp 113,3 trilliun dan subsidi listrik sebesar Rp 73,6 triliun. Nilai tersebut belum termasuk besaran kompensasi energi, baik BBM maupun listrik.
Kompensasi energi adalah biaya energi yang dikembalikan oleh pemerintah kepada badan usaha penyalur karena harga jual energi diatur oleh pemerintah atau tidak mengikuti harga keekonomiannya. Biaya kompensasi seperti pada produk BBM Pertalite, Solar bersubsidi, dan tarif listrik non-subsidi.
Meskipun besaran subsidi dan kompensasi energi diperkirakan akan meningkat, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan pemerintah tidak berencana untuk menaikkan harga barang energi seperti BBM, LPG, atau tarif listrik.
Di sisi lain, kondisi ekonomi warga Indonesia saat ini juga tidak menggembirakan. Salah satu indikatornya adalah melemahnya penerimaan negara dari Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pada semester I 2024.
Pada saat yang bersamaan, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) turun selama tiga bulan berturut-turut, meskipun masih tetap optimis atau di atas angka 100. IKK yang dirilis oleh Bank Indonesia terakhir pada bulan Juni 2024 berada di level 123,3, lebih rendah dari bulan Mei 2024 sebesar 125,2, bahkan lebih rendah dari bulan April 2024 sebesar 127,7.
Untuk membahas kondisi yang terjadi tersebut, CNBC Indonesia mengadakan Coffee Morning Energy dengan tema “Dilema Subsidi Energi RI di Tengah Lesunya Daya Beli Warga”. Acara ini diadakan pada Rabu, 24 Juli 2024, pukul 08.00-10.00 WIB.
Acara diskusi ini akan melibatkan sejumlah pembicara dari berbagai pihak, termasuk Wakil Ketua Komisi VII DPR Eddy Soeparno, Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves Rachmat Kaimuddin. Turut hadir Direktur Retail dan Niaga PLN Edi Srimulyanti dan Direktur Pemasaran Regional Pertamina Patra Niaga Mars Ega Legowo Putra.
Acara ini juga akan dihadiri oleh sejumlah eksekutif dan direksi dari badan usaha terkait, serta analis dan ekonom.
Acara ini didukung oleh PT Pertamina (Persero) dan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).
(dpu/dpu)