Berita  

Perdebatan Teknologi Amerika tentang Autentisitas Perang antara Hamas dan Israel

Teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligenge/AI) dapat dengan mudah mengedit suatu gambar hingga terlihat seperti foto asli padahal palsu.

Untuk mengatasi hal ini, telah muncul program pendeteksi foto AI gratis di internet. Program ini akan memberikan label apakah suatu foto asli atau palsu setelah ditelusuri lebih lanjut.

Sayangnya, program pendeteksi AI ini belum tentu akurat. Salah satu contohnya adalah program ‘AI or Not’ yang memberikan label konten palsu pada foto-foto asli terkait perang antara Hamas dan Israel. Padahal, foto-foto tersebut diambil oleh fotografer yang sedang bertugas di lapangan.

AI sendiri merupakan teknologi yang dikembangkan oleh Amerika Serikat (AS) dan telah digunakan secara luas sejak tahun 2022. Penerapan AI tidak hanya berbasis teks, tetapi juga visual.

Banyak gambar visual yang memang dibuat oleh AI, seperti dengan menggunakan layanan DALL-E yang juga dikembangkan oleh OpenAI. Oleh karena itu, program seperti AI or Not dianggap membantu masyarakat agar tidak terkecoh oleh disinformasi.

Program AI or Not pernah dibahas secara mendalam oleh media ternama seperti The New York Times dan The Wall Street Journal. Namun, menurut temuan 404Media, program AI or Not memberikan label tidak akurat pada foto-foto asli perang antara Hamas dan Israel.

Profesor dari UC Berkeley, Henry Farid, yang mengkaji foto yang dianggap palsu oleh program AI or Not menyatakan bahwa tidak ada tanda-tanda bahwa foto tersebut palsu.

Menurut Farid, salah satu cara yang paling mudah untuk mendeteksi apakah suatu foto dibuat oleh AI adalah dengan memperhatikan garis-garis yang terlihat. Layanan AI saat ini masih belum mampu menciptakan struktur dan garis lurus yang mirip dengan foto asli.

Selain itu, dapat dilihat juga dari bayangan foto. Gambar buatan AI biasanya tidak konsisten dalam menampilkan bayangan yang realistis seperti pada foto asli.

Farid memberikan peringatan kepada seluruh pengguna internet bahwa layanan pendeteksi AI saat ini belum sepenuhnya akurat. Ketika sebuah foto diberi label ‘asli’ atau ‘palsu’, bukan berarti informasi tersebut benar.

“Ini merupakan tahap lanjut dari disinformasi,” katanya.

Sebelumnya, isu bahwa foto-foto terkait perang antara Hamas dan Israel adalah palsu diungkapkan oleh Ben Shapiro, seorang Yahudi konservatif yang sering mengomentari isu-isu geopolitik.

Beberapa waktu lalu, Shapiro mengeluarkan cuitan di akun Twitter yang membahas keberadaan kemungkinan foto-foto perang antara Hamas dan Israel yang beredar adalah palsu.

Cuitan tersebut kemudian diberi tanggapan oleh YouTuber politik Jackson Hinkle. Ia membagikan tangkapan layar dari program AI or Not yang mengidentifikasi foto-foto perang antara Hamas dan Israel sebagai konten palsu.

Artikel Selanjutnya:
Kena Semprot Gegara Hamas-Israel, FB Blokir 795.000 Konten

(fab/fab)