Raksasa produsen chip Amerika Serikat mengalami kerugian setelah aturan baru dari pemerintahan Presiden Joe Biden membuat duit sebesar US$ 5 miliar menguap karena order chip dari China batal.
Perusahaan China, termasuk Alibaba Group, induk TikTok yaitu ByteDance, dan Baidu yaitu perusahaan pemilik mesin pencarian serupa dengan Google, membatalkan pesanan chip buatan Nvidia dengan total order yang diperkirakan bernilai US$ 5 miliar atau sekitar Rp 79,68 triliun.
Tindakan ini dilakukan setelah Gedung Putih yang dipimpin oleh Joe Biden mengumumkan larangan ekspor chip kecerdasan buatan yang dirancang oleh Nvidia dan perusahaan lainnya ke China. Tujuannya adalah mencegah pemerintahan Xi Jinping mengakses teknologi mutakhir AS yang dapat digunakan untuk membangun sistem persenjataan. Larangan ini akan berlaku mulai November dan juga berlaku untuk ekspor chip ke Iran dan Rusia.
Meskipun permintaan atas chip AI buatan Nvidia sangat tinggi, perusahaan ini yakin dapat mengalokasikan chip yang sudah dibuat ke pelanggan lain di Amerika Serikat dan negara lain. Namun, investor merespons kabar pembatalan order Alibaba dengan menjual saham Nvidia. Harga saham Nvidia turun 4,7 persen menjadi titik terendah sejak Juni, yaitu US$ 392,3 per lembar. Harga saham Nvidia juga telah turun 20 persen dari titik tertingginya pada 31 Agustus, yaitu US$ 493,55 per lembar.
Meskipun demikian, perusahaan investasi Tom Plumb menilai bahwa tren penjualan saham Nvidia dalam beberapa hari terakhir terlalu berlebihan. Perusahaan ini memprediksi kinerja kuartal ini masih kuat dan tetap mempertahankan kepemilikan saham Nvidia, meskipun tidak menambahnya karena volatilitas pasar.