Berita  

China Kabur, Saham Raksasa AS Terbang

Data industri pada awal April 2025 mengungkapkan bahwa Temu dan Shein, dua raksasa e-commerce China, telah mencabut iklan digital mereka dari Google, mesin pencari terbesar di Amerika Serikat. Meskipun hal ini menimbulkan kekhawatiran investor tentang penurunan bisnis iklan Google akibat ketegangan perdagangan antara AS dan China, Alphabet, yang merupakan induk Google, berhasil mencatat kinerja yang moncer pada kuartal pertama 2025. Saham Alphabet melonjak 3% setelah laporan kinerja solid pada Jumat (25/4).

Dengan investasi teknologi kecerdasan buatan (AI), Google mampu membuktikan kepada investor bahwa bisnis iklannya dapat berkembang. Meskipun terdapat tekanan dari perang dagang antara AS dan China yang diterapkan melalui tarif tambahan dan resiprokal, pendapatan bisnis iklan Google tumbuh lebih baik dari ekspektasi pasar sebesar 8,5% di kuartal pertama 2025.

Namun, kekhawatiran muncul ketika Amazon dan Microsoft mengurangi beberapa proyek data center, memunculkan spekulasi bahwa Big Tech mungkin terlalu agresif dalam pengeluaran terkait AI. Ketidakpastian ekonomi yang semakin meningkat dapat memaksa perusahaan untuk mempertimbangkan kembali rencana masa depan mereka.

Perubahan kebijakan perdagangan baru-baru ini dari pemerintahan Trump mungkin akan memberikan sedikit hambatan bagi bisnis iklan Google, tetapi kinerja moncer Google pada kuartal pertama 2025 telah membantu mengerek saham media sosial pada Jumat (25/4). Saham Meta, Pinterest, dan Snap mengalami kenaikan setelah laporan kinerja Alphabet yang solid.

Alphabet tetap memiliki rasio harga terhadap laba yang ketinggalan dari Microsoft dan Meta, namun sahamnya masih tercatat turun sekitar 16% sepanjang tahun ini. Analis menyebut kinerja Google sebagai dosis kinerja fundamental yang kuat, yang mungkin menjadi pendorong bagi pasar dalam kondisi yang sulit saat ini.

Source link