Berita  

“China Teriak Bahaya: Penemuan Manusia Rp 2.000 Triliun”

“China Teriak Bahaya: Penemuan Manusia Rp 2.000 Triliun”

Sejumlah perusahaan teknologi asal Amerika Serikat (AS), termasuk Nvidia, AMD, dan Intel, menghadapi perang dagang dengan China. China telah memperingatkan para pengusaha teknologi AS terkait penggunaan chip dari AS. Meskipun demikian, Nvidia, yang mendapat sebagian besar pendapatan dari pasar China, tetap bisa berjualan di negara tersebut. Peringatan tersebut bisa berdampak pada bisnis produsen chip AS karena sebagian besar keuntungan Nvidia berasal dari China, negara terbesar bagi perusahaan tersebut.

Nvidia dikenal sebagai produsen chip terbesar di dunia, terutama untuk kebutuhan kecerdasan buatan (AI). Hal ini mengantarkan pendapatan perusahaan dan kekayaan CEO Nvidia, Jensen Huang, meroket. Namun, peringatan dari China terus bertambah, dengan beberapa asosiasi meminta perusahaan lokal untuk lebih berhati-hati dalam menggunakan chip AS. Di sisi lain, Asosiasi Industri Semikonduktor AS menilai klaim China tentang ketidakamanan chip AS tidak akurat dan tidak berdampak signifikan.

Kedua negara terlibat dalam perselisihan, terutama dalam hal teknologi dan perdagangan. AS di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump, memberlakukan biaya impor tinggi pada barang dari China dan meluncurkan pembatasan ekspor terhadap sejumlah perusahaan China. Namun, tanggapan perusahaan terhadap peringatan China masih bergantung pada pasar dan kebutuhan bisnis. Selain itu, para analis meragukan efektivitas peringatan tersebut, mengingat ketegangan politik yang mempengaruhi hubungan perdagangan kedua negara.