Amerika Serikat (AS) telah memberlakukan sanksi terhadap perusahaan keamanan siber China yang diduga terlibat dalam serangan siber besar-besaran. Departemen Keuangan AS menyatakan bahwa serangan ini berpotensi menimbulkan ancaman yang serius bahkan dapat mengakibatkan kehilangan nyawa manusia. Perusahaan yang dimaksud adalah Sichuan Silence Information Technology yang berbasis di Chengdu, bersama dengan salah satu karyawannya, Guan Tianfeng, diduga menyebarkan software berbahaya ke ribuan perusahaan di seluruh dunia pada April 2020.
Software berbahaya tersebut tidak hanya digunakan untuk mencuri data, tetapi juga untuk menjalankan ransomware yang dapat merusak jaringan perusahaan dengan cara mengenkripsi data. Guan, yang didakwa melakukan konspirasi untuk melakukan penipuan komputer dan jaringan, menjadi buronan FBI dengan hadiah $10 juta untuk informasi tentang keberadaannya.
Meskipun Sichuan Silence belum memberikan respons resmi, firma tersebut sebelumnya juga telah dituduh terlibat dalam aktivitas digital berbahaya. Meta Platform menuduh perusahaan ini terlibat dalam kampanye konspirasi online yang mempromosikan klaim palsu dari pakar biologi terkait asal-usul Covid-19 pada tahun 2022. Tindakan AS dalam memberlakukan sanksi terhadap perusahaan tersebut menunjukkan komitmen untuk menangkal serangan siber yang dapat membahayakan keamanan data dan informasi.