Dua kelompok penelitian telah mengungkap hasil perkawinan antara manusia purba dan Neanderthal. Meskipun mayoritas orang non-Afrika memiliki hanya 1%-2% DNA Neanderthal, keduanya ternyata melakukan perkawinan silang sekitar 43.500-50.500 tahun yang lalu. Studi ini menunjukkan bahwa perkawinan tersebut terjadi ketika manusia meninggalkan Afrika dan bermigrasi ke benua lain. Selama 100 generasi berikutnya, sebagian besar DNA Neanderthal mulai menghilang, meninggalkan sisa-sisa seperti pigmentasi kulit, respon imun, dan metabolisme.
Para peneliti juga menemukan bahwa rentang waktu perkawinan silang terjadi ketika manusia menyebar ke wilayah seperti China dan Australia. Studi ini juga menyebutkan bahwa populasi manusia purba di luar Afrika, seperti di Eropa, lebih dari 50 ribu tahun yang lalu, telah punah. Peneliti menekankan bahwa ada beberapa garis keturunan yang tidak berkontribusi pada manusia modern. Dua tim penelitian menggunakan pendekatan yang berbeda, termasuk membuat katalog dari manusia purba dan manusia masa kini, serta melakukan analisis DNA dari fosil sisa manusia yang ditemukan di berbagai situs gua.
Hasil kajian menunjukkan bahwa hubungan gen Neanderthal dengan manusia terjadi sekitar 47 ribu tahun yang lalu dan berakhir sekitar 7.000 tahun yang lalu. Selain itu, analisis DNA dari situs gua di Jerman dan Ceko juga mengungkapkan hubungan kerabat antara individu yang ditemukan di kedua lokasi tersebut. Studi ini memberikan wawasan baru tentang sejarah perkawinan silang antara manusia purba dan Neanderthal, serta kontribusinya terhadap evolusi manusia modern.