Berita  

“Startup Geothermal Dapat Investasi Besar untuk Data Center AI”

“Startup Geothermal Dapat Investasi Besar untuk Data Center AI”

Permintaan listrik yang tinggi dari pusat data kecerdasan buatan (AI) yang boros energi telah mendorong banyak startup di bidang geothermal untuk berkembang. Perusahaan besar seperti Meta (induk dari Facebook, Instagram, dan WhatsApp) serta Alphabet (induk dari Google) telah bermitra dengan startup energi geothermal untuk memenuhi kebutuhan listrik pusat data mereka. Tidak hanya itu, operator pusat data lain juga berlomba untuk mendapatkan pasokan energi bersih guna mendukung proses komputasi AI.

Devon Energy, produsen shale gas dan investor dari startup geothermal Fervo Energy, percaya bahwa geothermal dapat menjadi solusi yang berguna untuk memenuhi permintaan energi bersamaan dengan gas alam. Meskipun geothermal dianggap sebagai cara yang lebih cepat untuk menghasilkan listrik bebas karbon daripada nuklir, startup geothermal masih dihadapkan pada biaya awal yang tinggi serta tantangan perizinan yang panjang.

Sementara itu, produsen shale oil seperti Chevron, Diamondback Energy, dan Exxon Mobil tertarik untuk menggunakan gas alam sebagai bahan bakar pembangkit listrik yang ramah lingkungan. Meskipun demikian, perusahaan energi kecil dan menengah juga mulai tertarik untuk memanfaatkan energi panas bumi sebagai sumber pembangkit listrik untuk kebutuhan internal.

Dalam upaya untuk meningkatkan daya saing biaya, perusahaan geothermal kini sedang berfokus untuk membuat teknologi mereka lebih efisien. Meskipun masih terdapat tantangan dalam investasi dan biaya, peningkatan minat terlihat dari produsen migas kecil dan perusahaan layanan untuk berinvestasi di sektor geothermal. Melihat tren positif ini, semakin banyak startup geothermal yang bermunculan dengan harapan dapat memenuhi kebutuhan energi bersih di masa depan.