Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) berharap pemerintah dapat menekan biaya regulasi operator telekomunikasi di Indonesia. Sekjen ATSI, Marwan O. Baasir, menyampaikan bahwa biaya regulasi saat ini mencapai 13%-14% sementara pertumbuhan industri hanya sekitar 5%. Menurutnya, praktik terbaik di industri telekomunikasi dunia memiliki biaya regulasi di bawah 5%. Meskipun demikian, Marwan menyadari bahwa angka tersebut mungkin terlalu optimis, dan kisaran yang lebih realistis adalah 5%-10%.
ATSI berharap agar pemerintah dapat menekan biaya regulasi dengan memberikan insentif BHP frekuensi di bawah 10% agar industri telekomunikasi menjadi lebih sehat. Marwan menekankan pentingnya pemerintah dalam mengkalkulasi kebijakan terhadap regulatory cost yang saat ini menyumbang sebagian besar dari biaya operasional industri telekomunikasi. Harapan ATSI adalah agar kebijakan insentif terhadap BHP frekuensi dipertimbangkan ulang dan diberikan agar industri telekomunikasi Indonesia dapat berkembang lebih sehat.
Oleh sebab itu, ATSI menyampaikan harapannya agar pemerintah dapat mengimplementasikan kebijakan yang mengurangi regulatory cost agar industri telekomunikasi dapat tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan. Langkah tersebut dianggap penting untuk memberikan dukungan yang diperlukan agar industri telekomunikasi Indonesia dapat bersaing secara global dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat.