Kasus judi online yang melibatkan oknum pegawai Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) semakin meluas. Selain kasus judi online itu sendiri, Polda Metro Jaya juga menemukan adanya dugaan korupsi di dalamnya. Sejumlah fakta terbaru diungkap pihak kepolisian. Terbaru, polisi melakukan penggeledahan di lima rumah terkait dugaan korupsi kasus mafia akses judi online. Sebelumnya, Polda Metro Jaya mengungkapkan bahwa kasus dugaan korupsi terkait mafia akses judi online telah naik ke tahap penyidikan. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi menyatakan bahwa pihaknya menaikkan status kasus ke penyidikan setelah melakukan gelar perkara. Ade Ary juga mengungkap bahwa puluhan saksi telah diperiksa polisi dalam penyidikan kasus dugaan korupsi ini, termasuk mantan Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) Budi Arie Setiadi. Selama pemeriksaan oleh penyidik, Budi Arie mengungkapkan dirinya difitnah dan di-framing terkait kasus ini. Meski demikian, Budi Arie enggan untuk mengungkapkan substansi pemeriksaan tersebut dan meminta awak media untuk menanyakan hal tersebut kepada penyidik.
Polda Metro Jaya masih melakukan penyelidikan terkait dugaan korupsi yang melibatkan pegawai Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) dalam kasus mafia akses judi online. Selain itu, polisi juga telah melakukan penggeledahan di lima rumah terkait dugaan korupsi ini. Dirkrimsus Polda Metro Jaya, Kombes Ade Safri Simanjuntak menyatakan bahwa penyidik telah menyita beberapa barang bukti dalam upaya penyelidikan kasus ini. Selain itu, Ade juga mengungkap bahwa lebih dari 30 saksi telah diperiksa terkait dugaan korupsi ini, termasuk 21 pegawai Komdigi. Kapolda Metro Jaya, Irjen Karyoto, mengungkapkan bahwa dugaan korupsi dalam kasus mafia judi online melibatkan pihak eksternal yang melakukan penyuapan terhadap ASN Komdigi. Ade Safri Simanjuntak juga mengatakan bahwa besaran suap yang diberikan kepada ASN Komdigi bervariasi, dengan tujuan untuk meloloskan pemblokiran website judi online.
