Selama beberapa waktu terakhir, angka kelahiran di Jepang terus mengalami penurunan yang mengkhawatirkan. Pada tahun 2720, diprediksi bahwa Jepang hanya akan memiliki satu anak di bawah usia 14 tahun. Temuan tersebut berasal dari analisis Hiroshi Yoshida, seorang profesor di Universitas Tohoku, yang merancang sebuah jam konseptual untuk memvisualisasikan penurunan jumlah anak di Jepang dari tahun ke tahun. Menurut perhitungannya, pada tanggal 5 Januari 2720, diperkirakan hanya akan ada satu anak di Jepang, 695 tahun dari sekarang.
Penurunan angka kelahiran ini terus berlanjut, dengan penurunan populasi anak-anak sebesar 2,3% dalam setahun. Hal ini membuat prediksi jumlah anak di Jepang maju 100 tahun lebih cepat dari yang diperkirakan pada tahun 2023. Pemerintah Jepang telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi penurunan angka kelahiran, termasuk mencoba meningkatkan kesadaran akan masalah ini.
Data menunjukkan bahwa angka kelahiran di Jepang terus menurun, mencapai level terendah dalam beberapa tahun terakhir. Pada paruh pertama tahun lalu, jumlah kelahiran di Jepang turun 5,7% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Bahkan pada tahun 2023, angka kelahiran masih mengalami penurunan sebesar 3,6% dari tahun sebelumnya.
Penurunan drastis dalam angka kelahiran ini menjadi perhatian serius bagi pemimpin Jepang, yang terus berupaya untuk mengatasi krisis kelahiran. Dengan adanya prediksi bahwa hanya ada satu anak di Jepang pada tahun 2720, diperlukan langkah konkret untuk membalikkan tren penurunan angka kelahiran ini agar dapat menyelamatkan masa depan demografi negara tersebut.