Pada hari Senin kemarin, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengungkapkan bahwa Microsoft sedang dalam pembicaraan untuk mengakuisisi TikTok. Ini dikaitkan dengan perang penawaran atas layanan video hosting pendek asal China tersebut. TikTok, dengan jumlah pengguna sekitar 170 juta di AS, menghadapi tekanan untuk dijual atau dilarang dari pasar Amerika Serikat.
Setelah menjabat pada 20 Januari 2025, Trump telah menandatangani perintah eksekutif untuk menunda penegakan hukum selama 75 hari terkait penjualan TikTok. Banyak pihak, termasuk Elon Musk, Larry Ellison, dan Frank McCourt, telah menyatakan minat mereka untuk membeli TikTok.
Jimmy Donaldson, yang dikenal sebagai MrBeast, juga tertarik untuk menjadi pemilik TikTok dan mengumumkan hal ini melalui unggahan viral di media sosial. Elon Musk, orang terkaya di dunia, juga sedang mempertimbangkan untuk membeli TikTok. Trump bahkan membuka peluang bagi Larry Ellison, pendiri Oracle, yang telah lama bekerjasama dengan TikTok.
Frank McCourt, seorang investor miliarder, memiliki visi yang berbeda terkait TikTok. Melalui Project Liberty Institute, ia ingin TikTok beroperasi tanpa algoritma dari ByteDance. Meskipun banyak calon pembeli, Trump memiliki peran utama dalam memilih pembeli TikTok di AS. Pemerintahan Biden pun kini diharapkan untuk tidak membuat kesalahan dalam menempatkan masa depan TikTok ke dalam pusaran politik.
Masa depan TikTok masih belum jelas, namun Trump diuntungkan oleh undang-undang yang memberikan kekuasaan besar atas pemilihan pembeli TikTok di AS. Hal ini membuat banyak pihak khawatir akan pengaruh politik dalam penjualan platform informasi besar-besaran seperti TikTok. Semua mata tertuju pada bagaimana TikTok akan berubah atau bertahan di tengah perubahan kepemilikan yang sedang dipertimbangkan.