Tanda-tanda kiamat semakin jelas terlihat, salah satunya dari perubahan iklim di planet Bumi. Perubahan tersebut tidak hanya terjadi di permukaan, namun juga di bawah tanah dan di Samudra Atlantik. Menurut penelitian yang dilakukan, terjadi penurunan jumlah air di bawah tanah yang semakin signifikan dibandingkan dengan 30-40 tahun yang lalu. Bahkan, ada tempat-tempat yang mengalami penurunan tiga kali lipat dari perkiraan sebelumnya.
Lebih lanjut, pertanda kiamat yang terkait dengan perubahan iklim juga terlihat di Samudra Atlantik. Kerusakan pada sirkulasi Atlantic Meridional Overturning Circulation (AMOC) terjadi lebih cepat dari yang diperkirakan. Hal ini ditemukan melalui model komputer dan data masa lalu, yang juga mengembangkan indikator peringatan dini terhadap kerusakan tersebut.
AMOC sendiri memiliki peran yang sangat penting dalam mendistribusikan energi ke seluruh Bumi dan memodulasi dampak pemanasan global. Namun, dengan adanya pencairan gletser di Greenland dan lapisan es Arktik yang terjadi lebih cepat dari prediksi, AMOC mengalami penurunan yang signifikan sejak tahun 1950.
Perubahan suhu laut yang terjadi juga diprediksi akan mencapai titik kritis antara tahun 2025-2095. Meskipun demikian, Kantor Meteorologi Inggris membantah temuan tersebut dan menganggapnya sangat tidak mungkin terjadi pada abad ke-21. Dengan temuan-temuan ini, penting bagi dunia untuk merasa sadar akan pentingnya menjaga lingkungan demi mencegah terjadinya bencana yang lebih besar di masa depan.