Berita  

Mantan CEO eFishery Disebut Tak Urus, Penemuan Menjanjikan

Mantan CEO eFishery Disebut Tak Urus, Penemuan Menjanjikan

Perbincangan tentang perusahaan akuakultur eFishery masih menjadi sorotan, terutama setelah dugaan penggelembungan laporan keuangan oleh pendiri dan mantan CEO eFishery, Gibran Huzaifah, terkuak ke publik. Hasil investigasi terbaru dari FTI Consulting sebagai investigator independen mengungkapkan kondisi sebenarnya dari eFishery, yang jauh lebih buruk daripada yang diperkirakan sebelumnya. Hal ini berlawanan dengan narasi kesuksesan perusahaan yang selama ini dipromosikan oleh Gibran. Terdapat tiga fakta baru yang muncul dari investigasi tersebut, menimbulkan pertanyaan tentang manajemen perusahaan oleh pendirinya.

Sebagai perusahaan teknologi startup, eFishery seharusnya menjadikan teknologi sebagai andalan. Namun, dalam realitasnya, eFishery masih banyak melakukan proses kerja secara manual meskipun Gibran sering mengklaim bahwa perusahaan telah merevolusi industri akuakultur Indonesia melalui teknologi. Ekosistem yang seharusnya dibentuk oleh eFishery untuk membantu penambak dalam menjual hasil panen ternyata tidak berjalan sesuai harapan. Aplikasi utama tidak terhubung ke sistem akuntansi, pertumbuhan pendapatan online terbatas, dan proses jual beli masih dilakukan secara manual oleh pembudidaya dan pembeli.

Selain itu, alat eFeeder yang diklaim dapat membantu para pembudidaya juga menghadapi masalah. Sensor PondTag yang seharusnya membantu dalam mengukur kualitas air dan mengotomatisasi pengumpan belum berfungsi dengan baik, hasil pengumpulan data yang terbatas mengakibatkan ketidakakuratan dalam prediksi pakan ikan. Laporan juga mengungkapkan bahwa jumlah pembudidaya yang benar-benar bergabung dengan eFishery jauh lebih sedikit daripada klaim sebelumnya oleh Gibran.

Investigasi FTI Consulting menunjukkan bahwa eFishery mengalami kerugian besar selama periode 2018 hingga 2024, bahkan perusahaan dinilai tidak layak secara komersial dalam kondisi saat ini. Bisnis ikan dan udang eFishery mengalami kerugian besar dan operasionalnya hanya memiliki margin keuntungan yang tipis. Kas perusahaan disebut terus menipis dengan jumlah uang tunai yang terbatas. Hal ini menimbulkan keraguan terhadap keberlanjutan operasional eFishery di masa depan.

Source link