Google digugat oleh Chegg, sebuah perusahaan edutech, karena menyajikan ringkasan kecerdasan buatan (AI) dalam hasil pencarian Google Search yang merugikan trafik dan pendapatan perusahaan tersebut. Gugatan ini dilakukan setelah mantan CEO Chegg, Dan Rosensweig, mengungkapkan bahwa kehadiran ChatGPT dari OpenAI telah mengurangi pertumbuhan pelanggan baru. Ringkasan AI seperti yang disajikan oleh Google memaksa perusahaan seperti Chegg untuk memasok konten mereka agar dapat dimasukkan ke dalam hasil pencarian. Chegg bersikeras bahwa Google memanfaatkan kekuatan monopoli mereka untuk mendapatkan keuntungan finansial dari konten Chegg tanpa memberikan kompensasi.
Namun, Chegg sendiri memiliki strategi AI yang mereka kembangkan dengan memanfaatkan open source dari Meta, Llama, serta model dari perusahaan swasta seperti Anthropic dan Mistral, Schult. Mereka juga menjalin kemitraan dengan OpenAI, yang sebenarnya merupakan pesaing dari perusahaan edukasi ini. Meskipun demikian, ringkasan AI dari Google tetap tersedia di mesin pencari perusahaan tersebut di lebih dari 100 negara dengan lebih dari 1 miliar pengguna. Google telah menyatakan akan melawan gugatan yang diajukan oleh Chegg, yang menyebutkan bahwa Google melanggar pasal satu dan dua dari Sherman Antitrust Act of 1890.
Chegg berpendapat bahwa Google menggunakan koleksi 135 juta pertanyaan dan jawaban dari Chegg sebagai data pelatihan untuk model AI mereka. Dengan melatih model AI ini, Google dapat menghasilkan konten yang secara bersaing dengan informasi dari penerbit dalam hasil pencarian. Chegg juga menambahkan bahwa Google telah meminjam detail dari situs web mereka tanpa memberikan atribusi yang layak. Penegakan hukum atas gugatan ini tentunya akan menjadi titik perdebatan yang menarik di dunia teknologi saat ini.