China terus membuktikan kekuatannya dalam menghadapi pemblokiran chip dari AS dengan mengeluarkan pedoman untuk mendorong penggunaan chip terbuka RISC-V secara nasional. Beijing berusaha menambah kemandirian dalam teknologi demi mengurangi ketergantungan pada AS dan sekutu. Pedoman kebijakan untuk chip RISC-V mungkin akan dirilis dalam waktu dekat setelah disusun oleh 8 lembaga pemerintah, termasuk Lembaga Ruang Siber, Kementerian Industri dan Teknologi Informasi, Kementerian Sains dan Teknologi, serta Lembaga Kekayaan Intelektual Nasional. Para perusahaan pengembang chip China juga mengalami kenaikan saham setelah kabar ini muncul, menunjukkan minat yang meningkat terhadap RISC-V di China.
RISC-V sendiri adalah teknologi open source yang digunakan untuk membuat berbagai jenis chip dengan berbagai fungsi, mulai dari smartphone hingga CPU untuk server AI. Di China, RISC-V telah menjadi fokus pengembangan dalam beberapa tahun terakhir karena dianggap netral secara geopolitik dan biayanya relatif murah. RISC-V dipandang sebagai solusi bagi China untuk mandiri dalam industri semikonduktor dan tidak tergantung pada AS. Meskipun AS mencoba mencegah pengembangan RISC-V oleh perusahaan AS, teknologi ini masih terus berkembang di China dengan dukungan dari perusahaan seperti Xuantie milik Alibaba dan Nuclei System Technology.
Dengan popularitas DeepSeek yang tinggi di China, penggunaan RISC-V juga semakin berkembang, terutama dalam pengembangan AI. Perusahaan-perusahaan kecil dapat merancang chip mereka sendiri dengan arsitektur RISC-V untuk memenuhi kebutuhan AI dengan biaya yang lebih terjangkau. Semakin berkembangnya teknologi RISC-V di China juga diharapkan dapat memberikan inovasi dan keunggulan baru dalam pengembangan chip.