Di masa kini, penggunaan teknologi tanpa kunci atau keyless pada kendaraan bermotor semakin umum. Teknologi ini memberikan kemudahan dan mulai menggantikan kunci konvensional. Namun, kendaraan dengan teknologi keyless ini rentan dicuri tanpa diketahui. Penelitian menunjukkan bahwa industri mobil sejak satu dekade lalu sebenarnya sudah diberitahu tentang kelemahan keamanan dalam teknologi ini.
Peneliti hukum dan komputer mengklaim bahwa kendaraan keyless dan perangkat lunaknya rentan diserang karena keamanannya yang kurang memadai. Sebuah laporan dari para peneliti di Universitas California dan Universitas Washington pada tahun 2011 sudah memperingatkan mengenai risiko serangan terhadap perangkat lunak mobil modern. Hal ini dapat memungkinkan peretas mengontrol unit telematika mobil untuk membuka kunci pintu dan menyalakan mesin.
Artikel oleh Stephen Mason dalam Computer Law and Security Review juga menyoroti masalah keamanan teknologi keyless. Produsen diharapkan memperbaiki desain kendaraan untuk mencegah pencurian tanpa paksaan. Meskipun industri membantah kegagalan dalam hal keamanan, mereka mengakui bahwa para penjahat terus mencari cara untuk meretas sistem keamanan mobil.
Pencurian kendaraan tanpa kunci telah menyebabkan kenaikan harga asuransi mobil, terutama di Inggris. Pengemudi harus membayar premi asuransi yang tinggi untuk melindungi kendaraan mereka. Beberapa pencuri bahkan menggunakan emulator yang disamarkan sebagai konsol permainan untuk mencuri kendaraan dalam waktu singkat. Polisi juga menghadapi tantangan dalam menangani kasus pencurian mobil tanpa kunci, meskipun tersedia rekaman CCTV.
Beberapa produsen kendaraan seperti Jaguar Land Rover sudah mengumumkan investasi untuk meningkatkan keamanan model mobil mereka, sedangkan Hyundai juga sedang bekerja keras untuk mengatasi celah keamanan pada kendaraan mereka. Ini menunjukkan bahwa langkah-langkah disiplin diperlukan untuk mengatasi masalah keamanan yang terkait dengan teknologi keyless pada kendaraan bermotor.