Tanda-tanda petaka akibat perubahan iklim semakin mengkhawatirkan, di mana beberapa kota besar di seluruh dunia diprediksi akan tenggelam seperti legenda Atlantis. NASA memperkirakan ketinggian air laut akan meningkat 3-6 kaki pada tahun 2100 akibat melelehnya gunung es di kutub Bumi. Dampak dari hal ini akan menyebabkan ratusan juta orang kehilangan tempat tinggal mereka, terutama di area pesisir yang sudah berada di ambang kepunahan akibat naiknya permukaan air laut.
Banjir, yang merupakan bencana alam paling umum, kini terjadi lebih sering. Di awal Maret 2025, banjir telah menggenangi sejumlah area di Jabodetabek dan Jawa, dengan Bekasi mencatat kondisi banjir terparah dalam beberapa tahun terakhir. Jakarta, sebagai salah satu kota besar, termasuk dalam daftar prediksi kota yang akan tenggelam.
Menurut laporan dari Sciencing, Jakarta merupakan salah satu kota yang tenggelam paling cepat di dunia, dengan air naik 17 cm setiap tahun. Faktor geografis yang berperan dalam hal ini adalah lokasi Jakarta yang terletak di dataran rendah yang dulunya rawa. 13 sungai mengalir melalui wilayah perkotaan hingga ke Laut Jawa, membuat seluruh wilayah sangat rentan terhadap banjir dan naiknya permukaan air. Keputusan pemerintah Indonesia untuk memindahkan ibu kota ke IKN pada 2022 turut dipicu oleh faktor risiko banjir yang tinggi di Jakarta, seiring dengan permasalahan polusi dan penyumbatan yang semakin parah.
Selain Jakarta, beberapa kota besar lainnya yang diprediksi tenggelam antara lain Alexandria (Mesir), Miami (Florida), Lagos (Nigeria), Dhaka (Bangladesh), Yangon (Myanmar), Bangkok (Thailand), Kolkata (India), Manila (Filipina), serta megapolis Guangdong-Hong Kong-Makau.2025).