Jakarta diramal akan tenggelam dan hilang di masa depan akibat perubahan iklim yang menyebabkan naiknya air laut. NASA memperkirakan ketinggian air laut akan meningkat 3-6 kaki pada tahun 2100, yang dapat mengakibatkan ratusan juta orang kehilangan tempat tinggal. Banjir, sebagai bencana alam yang umum, semakin sering terjadi di beberapa area pesisir Jabodetabek dan Jawa, seperti Bekasi yang mengalami banjir terparah.
Menyadari masalah ini, pemerintah Indonesia memutuskan untuk memindahkan ibu kota dari Jakarta ke Ibu Kota Negara (IKN) seiring dengan keadaan Jakarta yang semakin terancam tenggelam. Jakarta sendiri terletak di dataran rendah yang rentan terhadap kenaikan permukaan air laut karena 13 sungai yang mengalir melalui wilayah ini hingga ke Laut Jawa.
Selain Jakarta, beberapa kota besar lainnya juga diramalkan akan tenggelam di masa depan. Alexandria di Mesir, dengan populasi sekitar 5,7 juta jiwa, terancam tenggelam akibat mencairnya es gletser. Miami, Florida, dengan populasi 460.000 orang, berisiko tertenggelam karena ketinggian rendah wilayahnya dan pembangunan gedung mewah di area pesisir. Kota besar lain termasuk Lagos di Nigeria, Dhaka di Bangladesh, dan Yangon di Myanmar juga menghadapi ancaman serupa. Penurunan permukaan air tanah dan peningkatan banjir menjadi perhatian serius di kota-kota ini.
Yang perlu diwaspadai juga adalah Bangkok di Thailand, Kolkata di India, Manila di Filipina, dan Megalopolis Guangdong-Hong Kong-Makau yang memiliki populasi mencapai jutaan orang dan terancam tenggelam akibat berbagai faktor termasuk peningkatan air laut dan aktivitas seismis. Upaya untuk menyelamatkan kota-kota ini dari tenggelam harus segera dilakukan dengan langkah-langkah konkret untuk mengatasi dampak perubahan iklim.