Elon Musk, pendiri Tesla dan juga salah satu orang terkaya di dunia, kini sedang menghadapi masa-masa sulit dalam dunia bisnisnya. Semua bermula ketika ia bergabung dengan Pemerintahan-Trump, di mana ia ditunjuk sebagai pemimpin Lembaga Efisiensi Pemerintah. Namun, keputusan ini justru membawa keburukan bagi perusahaannya sendiri.
Tak hanya itu, tanda-tanda kehancuran Elon Musk juga mulai muncul dari berbagai sektor bisnisnya. Penjualan mobil listrik Tesla menurun drastis di banyak wilayah, dan pemilik Tesla bahkan menemukan kesulitan saat ingin menjual mobil bekas mereka. Harga saham Tesla juga mengalami penurunan tajam setelah Musk bergabung dengan pemerintahan Trump, menunjukkan ketidakstabilan finansial perusahaan.
Selain itu, SpaceX, perusahaan milik Musk yang bergerak di bidang penerbangan antariksa, juga mengalami dua kegagalan besar dalam waktu singkat. Dua kali roket Starship meledak selama uji coba, menunjukkan ketidakmampuan perusahaan dalam merancang roketnya.
Selain itu, persaingan di dunia ruang angkasa juga semakin sengit. Perusahaan pesaing Starlink, SpaceSail, mulai tancap gas untuk bersaing dengan Starlink di pasar internet satelit berkecepatan tinggi. Hal ini menambah tekanan bagi Elon Musk dalam mempertahankan dominasi Starlink di pasar.
Terakhir, produk andalan Tesla, Cybertruck, juga menghadapi berbagai hambatan dalam pemasarannya. Dari masalah keamanan hingga masalah teknis, Cybertruck mengalami berbagai insiden yang membuat publik meragukan kehandalannya. Semua tanda-tanda ini menunjukkan bahwa Elon Musk sedang menghadapi masa-masa sulit dalam mengelola bisnisnya.