Berita  

Nasib Apple di Ujung Tanduk: Ancaman dari China dan Trump

Nasib Apple di Ujung Tanduk: Ancaman dari China dan Trump

Saham perusahaan teknologi Amerika Serikat (AS) kembali merosot, terutama saham Apple yang turun 5% pada penutupan perdagangan. Hal yang sama terjadi pada saham Tesla, yang juga mengalami penurunan 5%. Indeks Nasdaq, yang penuh dengan saham teknologi, turun lebih dari 2% setelah awalnya mengalami kenaikan 4,6%.

Selain Apple dan Tesla, saham perusahaan seperti Meta Platforms, Alphabet (induk Google), Amazon, Microsoft, dan Nvidia juga berada di zona merah. Pasar semula bersemangat dengan harapan kesepakatan dagang AS dengan negara lain untuk menurunkan tarif impor, namun harapan itu memudar karena kekhawatiran bahwa negosiasi tidak akan mencapai kesepakatan sebelum penerapan tarif resiprokal.

Perencanaan tarif besar-besaran oleh Presiden Donald Trump telah menimbulkan gejolak di pasar, dengan volume perdagangan mencapai rekor tertinggi dalam hampir dua dekade. Saham “Magnificent Seven” di Nasdaq hilang kapitalisasi pasar hingga US$1,8 triliun dalam dua hari perdagangan, mencatatkan pekan terburuk dalam lima tahun terakhir.

Sektor semikonduktor juga mengalami tekanan, dengan ETF VanEck Semiconductor merosot 2,7%. Saham Broadcom menguat tipis setelah mengumumkan rencana pembelian kembali saham senilai US$10 miliar. Namun, saham AMD turun 6%, sedangkan pemasok Apple, Qorvo, mengalami penurunan sekitar 10%. Saham Intel dan Micron Technology masing-masing turun 7% dan 4%.

Apple, sebagai produsen iPhone, menjadi sangat terdampak oleh tarif impor balas dendam Trump. Aktivitas manufaktur Apple di China, yang menerima tarif 54% oleh Trump, membuat harga iPhone diprediksi naik hingga 30%. Diperkirakan Apple akan meningkatkan harga produk mereka sekitar 6% secara global karena tarif baru Trump. Mayoritas aktivitas manufaktur Apple di China, namun Trump juga menetapkan tarif tinggi bagi negara lain seperti India, Vietnam, dan Thailand.

Tarif Trump telah mengakibatkan harga saham Apple merosot 20% dan kapitalisasi pasar perusahaan menguap menjadi US$640 miliar dalam 3 hari perdagangan. Analis dari UBS mengatakan bahwa ketidakpastian terkait kenaikan biaya produksi iPhone harus dibagikan bersama dengan pemasok dan konsumen. JPMorgan Chase memperkirakan harga produk Apple akan naik 6% di seluruh dunia akibat tarif baru Trump.

Source link