Apple masih belum pulih dari guncangan ketika Presiden AS, Donald Trump, mengumumkan kebijakan tarif baru kepada China dan negara-negara lain. Kebijakan ini membuat impor komponen dari China menjadi lebih mahal, yang berdampak pada Apple karena sebagian besar iPhone mereka dirakit di negara tersebut. Hal ini menyebabkan saham Apple merosot selama 4 hari berturut-turut, dengan kapitalisasi pasarnya turun menjadi US$2,59 triliun, jauh di bawah Microsoft dengan nilai US$2,64 triliun. Sebelum krisis ini, Apple, Microsoft, dan Nvidia memiliki kapitalisasi pasar di atas US$3 triliun. Selain tarif Trump, Apple juga menghadapi persaingan ketat dengan produsen HP asal China, yang menyebabkan pengapalan iPhone turun 12,6% sepanjang tahun 2024. Analis UBS pun memperkirakan harga iPhone 16 Pro Max bisa melonjak hingga US$350 atau sekitar Rp6 jutaan. Sementara itu, Microsoft juga menghadapi tantangan dengan prediksi pendapatan yang mengecewakan, meskipun analis Jefferies kemudian menurunkan target harga saham perusahaan software. Microsoft dianggap lebih tangguh dalam menghadapi ketidakpastian tarif Trump, yang membuat perusahaan ini tampaknya tidak terlalu terpengaruh. Meskipun demikian, posisi Apple sebagai perusahaan paling bernilai di dunia kini digeser oleh Microsoft. Belum jelas apakah Apple bisa bangkit kembali di tengah masalah yang dihadapinya. Semua ini masih menarik untuk diikuti.
Raja Nomor 1 Dunia Setelah Apple Anjlok Parah

Read Also
Recommendation for You

CEO Meta (Facebook, Instagram, WhatsApp) Mark Zuckerberg membela perusahaannya melawan tuduhan monopoli industri media sosial….

HP Android akan mengalami perubahan dalam waktu dekat dengan kehadiran kemampuan kecerdasan buatan (AI) yang…

Pada kuartal I-2025, Apple telah berhasil menjadi raja smartphone global berkat peluncuran model terbaru iPhone…

Dalam upaya memberantas pelanggaran lalu lintas, kini sistem E-Tilang telah diterapkan dengan menggunakan Electronic Traffic…