Pasar iPhone bekas tiba-tiba mengalami lonjakan permintaan yang signifikan di Amerika Serikat. Studi terbaru Consumer Intelligence Research Partners (CIRP) menunjukkan bahwa hampir separuh pengguna iPhone lebih memilih menjual atau menukar perangkat lamanya ketika membeli iPhone baru, daripada menyimpannya sebagai perangkat cadangan atau memberikan kepada orang terdekat. Angka ini meningkat menjadi 49% dari sebelumnya 43% pada tahun 2020. Lonjakan ini menggambarkan perubahan perilaku konsumen yang mulai menyadari nilai jual yang tinggi dari iPhone bekas. Operator seluler dan platform jual beli perangkat bekas turut berperan dalam menarik minat konsumen, dengan penawaran program tukar tambah dan kesempatan untuk memaksimalkan nilai perangkat lama. Meskipun sebagian kecil perangkat dilaporkan rusak, hilang, atau dicuri, tren ini juga dipengaruhi oleh kenaikan harga iPhone dalam beberapa tahun terakhir, memaksa pengguna untuk mengurangi beban biaya dengan cara tersebut. Diharapkan trend positif ini akan terus berlanjut dan semakin memberikan manfaat kepada konsumen dalam jangka panjang. Selain itu, hal ini juga turut menggambarkan dinamika pasar gadget bekas yang semakin berkembang dan bergairah.
Fenomena iPhone Bekas: Alasan Mendadak Laku Keras

Read Also
Recommendation for You

CEO Nvidia, Jensen Huang, membagikan insight menarik jika dia adalah seorang mahasiswa hari ini. Huang…

Sebuah meteorit Mars terbesar di Bumi berhasil terjual dalam lelang Sotheby’s New York dengan harga…

Apple baru-baru ini mengumumkan investasi senilai US$500 juta atau setara dengan Rp 8,15 triliun dalam…

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI memperingatkan masyarakat tentang maraknya penipuan digital yang…

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan potensi hujan akan terjadi di beberapa daerah dalam…