Microsoft mengumumkan rencana untuk memberhentikan sekitar 9.000 karyawan sebagai bagian dari reorganisasi perusahaan. Langkah ini diprediksi akan mempengaruhi kurang dari 4% dari total tenaga kerja global Microsoft di berbagai tim, geografi, dan tingkat pengalaman. Pengumuman tersebut dilakukan pada hari kedua tahun fiskal 2026 perusahaan, yang merupakan saat yang umum untuk pengumuman perubahan organisasi. Microsoft sebelumnya telah melakukan beberapa kali pemutusan hubungan kerja pada tahun ini, dimana perusahaan memangkas jumlah karyawan berdasarkan kinerja dan perubahan internal.
Pada kuartal Maret, Microsoft melaporkan laba bersih hampir mencapai US$26 miliar dari pendapatan sebesar US$70 miliar. Angka ini melampaui ekspektasi Wall Street, sehingga menjadikan Microsoft sebagai salah satu perusahaan paling menguntungkan dalam indeks S&P 500. Sejak bulan Januari hingga Juni, Microsoft telah melakukan pemutusan hubungan kerja sebesar lebih dari 6.000 pekerjaan, menyusul dengan pemecatan karyawan tambahan pada bulan tersebut. Pada tahun 2023, perusahaan ini juga melakukan pemutusan hubungan kerja sejumlah 10.000 orang. Langkah tersebut diambil dalam upaya untuk merampingkan struktur manajemen perusahaan dan mengurangi lapisan manajerial yang memisahkan kontributor individu dan eksekutif puncak dalam organisasi. Selain itu, perusahaan juga melakukan perubahan internal untuk memposisikan diri dan timnya agar dapat sukses di pasar teknologi yang terus berubah.