BRIN mengungkap temuan tentang kondisi sumber daya air yang mengkhawatirkan di Ibu Kota Nusantara (NKN). Menurut kajian ilmiah yang dilakukan oleh Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN, ketersediaan air di kawasan IKN tergolong sangat minim dan berpotensi mengancam kehidupan. Dalam studi ini, BRIN menggunakan metode pengolahan data Artificial Neural Network (ANN) atau Jaringan Saraf Tiruan (JST) yang meniru sistem kerja otak manusia. Hasilnya, hanya sebagian kecil wilayah IKN yang memiliki ketersediaan air tinggi, sementara sebagian besar adalah wilayah non-air. Hal ini membuat isu ketersediaan air di IKN menjadi sangat krusial dan dapat berdampak pada pembangunan besar-besaran di wilayah tersebut. Untuk mengatasi masalah ini, Laras Toersilowati dari BRIN menyarankan langkah-langkah mitigasi seperti membangun bendungan, embung, dan sistem perpipaan baru. Selain itu, dia juga merekomendasikan konsep Kota Spons (Sponge City) untuk mengelola air hujan secara alami dan melakukan edukasi kepada masyarakat untuk menghemat air. Menurutnya, hasil penelitian ini bukan hanya penting secara akademis, tetapi juga praktis bagi pemerintah dalam merancang kebijakan. Temuan BRIN ini juga menjadi peringatan bagi pemerintah bahwa pembangunan IKN harus memperhatikan keberlanjutan lingkungan, tidak hanya infrastruktur fisiknya. Tanpa pengelolaan air yang bijaksana, proyek IKN yang dijanjikan sebagai simbol kemajuan bangsa dapat menghadapi risiko nyata terhadap keberlangsungan hidup di dalamnya.
Krisis IKN: Ancaman Nyata yang Ganggu Kehidupan – Solusi BRIN
Read Also
Recommendation for You

Misteri kilatan cahaya aneh yang terjadi di langit pada tahun 1950-an akhirnya mulai terpecahkan setelah…

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menekankan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat menghadapi potensi gempa bumi dan…

Kesenjangan akses digital masih menjadi tantangan besar dalam perjalanan Indonesia menuju transformasi berbasis kecerdasan buatan…









