Implementasi teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) semakin mendalam dalam dunia industri kesehatan. AI tidak hanya mampu menganalisis gambar medis dan mempercepat penemuan obat, tetapi juga mendukung proses skrining kanker dan sekarang berupaya mengurangi beban pekerjaan administratif di rumah sakit.
Perusahaan teknologi kesehatan terkemuka seperti Epic Systems telah menginvestasikan dana dalam berbagai fitur AI. Fitur tersebut mencakup layanan untuk membantu pasien membuat janji temu, memahami hasil laboratorium, dan dokumentasi klinis berbasis AI yang dapat membantu dokter dalam menyusun catatan secara otomatis serta menyediakan data penting seperti tren tekanan darah pasien.
Selain itu, bertumbuhnya startup-startup baru yang fokus pada menciptakan solusi serupa juga menjadi fenomena yang menarik. Menurut laporan Silicon Valley Bank, lebih dari 60% dari pendanaan modal ventura yang mengalir ke perusahaan AI di sektor kesehatan ditujukan pada penggunaan administratif dan klinis.
Salah satu perusahaan yang memegang peranan penting dalam hal ini adalah Abridge. Dengan sistemnya, percakapan antara dokter dan pasien bisa ditranskripsi secara otomatis menggunakan AI, lalu AI juga menambahkan konteks dan data dari kunjungan atau tes pasien sebelumnya ke dalamnya.
Hal ini dapat memungkinkan dokter untuk mengalihkan perhatiannya langsung kepada pasien di depan mereka, tanpa harus habiskan waktu berlebihan untuk tugas-tugas administratif. Zachary Lipton, Co-Founder dan Chief Technology Officer di Abridge, menyebutkan bahwa dokter saat ini menghabiskan dua jam pekerjaan administratif digital untuk setiap jam perawatan langsung pasien.
Namun, seiring dengan kemajuan teknologi AI dalam industri kesehatan, para tenaga medis juga harus siap untuk mengadopsi teknologi ini. Terdapat laporan dari platform teknologi kesehatan Inlightened yang menyatakan bahwa hanya 28% dokter merasa siap memanfaatkan AI meskipun 57% di antaranya sudah menggunakannya untuk aktivitas seperti pencatatan, dokumentasi, penagihan, dan diagnosis.
Dalam konteks penerapan AI di sektor kesehatan, Steve Beard, CEO Adtalem Global Education, mengungkapkan bahwa meskipun inovasi teknologi pasti akan mengakibatkan pergeseran tenaga kerja, kehadiran unsur manusia tetap tidak dapat digantikan oleh mesin. Kepedulian dan kepercayaan antara dokter dan pasien menjadi aspek yang tidak tergantikan oleh teknologi AI.












