Teknologi AI telah membuka kesempatan untuk mengenang kembali nama-nama yang pernah hilang dalam sejarah. Penelitian terbaru berhasil mengidentifikasi lima juta nama orang Yahudi yang menjadi korban dalam Holocaust, dengan bantuan teknologi AI dan pembelajaran mesin.
Melalui penyelidikan terperinci dan pemanfaatan AI, peneliti berhasil melacak lebih dari enam juta korban Yahudi yang terbunuh, meskipun masih ada sekitar satu juta korban yang belum teridentifikasi. Namun, berkat AI, diperkirakan masih ada 250 ribu nama korban lain yang bisa terungkap.
Yad Vashem, Pusat Peringatan Holocaust Dunia di Yerusalem, mengembangkan software berbasis AI pada Mei 2024 untuk mencari ratusan ribu nama korban yang hilang. Dengan pembacaan dokumen, rekaman film, pemakanan, dan catatan lainnya, berhasil dilacak sebanyak 4,9 juta orang yang menjadi korban Holocaust.
Temuan ini memungkinkan keluarga untuk berkumpul dan mengenang kerabat mereka yang menjadi korban. Dani Dayan, ketua Yad Vashem, menyebutnya sebagai tonggak sejarah yang penting, dimana setiap nama adalah kenangan yang harus dikenang.
Dalam upaya memastikan identitas dan keberadaan korban, Alexander Avram, Kepala basis data pusat nama korban dari Yad Vashem, menjelaskan bahwa identifikasi lima juta nama ini merupakan langkah penting dalam memulihkan identitas kemanusiaan mereka dan memastikan ingatannya tetap lestari.
Dengan begitu, setiap nama korban dapat diabadikan secara layak dan tidak tertinggal dalam keranoniman, sesuai dengan kewajiban moral untuk menghormati mereka yang menjadi korban Holocaust.












