Jakarta, CNBC Indonesia – Perang teknologi antara China dan Amerika Serikat (AS) membuat pendiri perusahaan chip TSMC, Morris Chang, mengungkapkan pandangannya. Ia mengatakan bahwa apa yang terjadi saat ini merupakan kemunduran bagi globalisasi.
Chang menjelaskan bahwa prioritas globalisasi seperti keamanan nasional dan kemajuan teknologi bisa terhambat karena perang tersebut. China dan AS lebih memilih bertanding daripada bekerja sama.
Globalisasi seharusnya menjadi jembatan untuk memajukan ekonomi dunia dengan membatasi batasan bisnis di setiap negara. Namun, kini hal tersebut dipertanyakan dengan kondisi saat ini.
Chang menambahkan bahwa globalisasi telah mencapai puncaknya pada tahun 2010-an, namun sejak itu mengalami perlambatan. China dan AS berlomba untuk memajukan industri chip di negara masing-masing, namun langkah mereka berdua diikuti dengan keinginan untuk melemahkan satu sama lain.
Sebelumnya, Chang juga pernah mengungkapkan bahwa globalisasi di industri chip telah mati. TSMC sendiri merupakan perusahaan bernilai tertinggi di Asia dan berperan penting dalam melindungi ekonomi Taiwan.
Sementara itu, AS dan China terus berusaha saling mengungguli satu sama lain, termasuk dengan memblokir teknologi yang dihasilkan oleh pihak lawan. AS, misalnya, memperluas pemblokiran teknologi yang ditujukan untuk China. Di sisi lain, pemerintah China juga mengumumkan akan melakukan pembatasan ekspor untuk beberapa bahan metal dalam produksi semikonduktor di industri komunikasi dan pertahanan.
Artikel Selanjutnya: Jepang Lumpuhkan Chip China, Xi Jinping Kebakaran Jenggot.