Berita  

“Fintech Bangkrut: Nasabah Kehilangan Saldo Rp 1,5 Triliun”

“Fintech Bangkrut: Nasabah Kehilangan Saldo Rp 1,5 Triliun”

Kabar kebangkrutan perusahaan fintech Synapse telah menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi nasabahnya, yang diperkirakan mencapai Rp 1,5 triliun. Persoalan ini bermula dari konflik antara Synapse dan Evolve Bank terkait saldo nasabah pada bulan Mei lalu. Synapse memberikan layanan bagi startup fintech Yotta dan Juno dalam menyediakan rekening giro dan kartu debit dengan menghubungkan mereka ke layanan pemberi pinjaman kecil seperti Evolve. Namun, kemudian Synapse memutus akses ke sistem utama mereka untuk memproses transaksi, yang berujung pada kebangkrutan karena perpindahan klien secara masif.

Kejadian ini juga mengakibatkan hilangnya dana nasabah hingga mencapai US$96 juta, atau sekitar Rp 1,5 triliun. Masalah ini kemudian dihadirkan ke meja hijau, namun keberadaan dana yang hilang masih menjadi tanda tanya besar. Salah satu nasabah, Kayla Morris, harus merelakan uangnya yang senilai US$282.153,87, atau sekitar Rp 4,4 miliar. Sang nasabah mengaku bahwa akunnya terkunci selama enam bulan setelah insiden terjadi.

Terkait pembayaran ganti rugi, Evolve hanya bersedia membayar US$500 kepada nasabah yang kehilangan uang dalam jumlah besar tersebut. Nasabah lain seperti Zach Jacobs dari Yotta juga mengalami nasib yang serupa, dimana ia hanya mendapatkan kembali sebagian kecil dari tabungan awalnya yang mencapai puluhan juta dolar. Hal ini memicu aksi dari para korban yang berupaya mendapatkan perhatian dari berbagai pihak terkait kejadian ini. Saat ini, sudah ada 3.454 orang yang bergabung dalam kelompok “Fight For Our Funds” untuk menyoroti kasus kehilangan dana yang melibatkan total dana mencapai US$30,4 juta atau sekitar Rp 483,1 miliar. Menyusul berita ini, berbagai pihak diharapkan dapat memberikan solusi yang seadil-adilnya bagi para nasabah yang terdampak kejadian ini.