Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah mengeluarkan perintah khusus kepada Apple untuk menghapus kebijakan mengenai keberagaman, kesetaraan, dan inklusi, yang biasa disebut dengan DEI. Perintah ini datang setelah pemegang saham Apple setuju untuk tetap melanjutkan kebijakan DEI di perusahaan. Sebelumnya, perusahaan teknologi lain seperti Meta dan Alphabet sudah sejalan dengan keinginan Partai Konservatif dan pemerintahan Trump untuk menghapus kebijakan DEI mereka. Trump berpendapat bahwa kebijakan DEI bersifat diskriminatif, dan meminta Departemen Kehakiman AS (DOJ) untuk menyelidiki apakah upaya untuk mempromosikan keberagaman, kesetaraan, dan inklusi melanggar undang-undang yang berlaku di AS.
Melalui akun media sosial Truth Social miliknya, Trump menuliskan, “Apple harus menghapus aturan DEI, bukan hanya menyesuaikannya. DEI dianggap sebagai hoaks yang berdampak negatif bagi negara. DEI harus dihapus!” Apple sendiri belum memberikan tanggapan terkait permintaan komentar tersebut. Pemegang saham dalam pertemuan tahunan Apple sebelumnya meminta program DEI tetap berjalan, terutama setelah banyak perusahaan meluncurkan program tersebut sejak 2020 dalam rangka menyuarakan gerakan ‘Black Lives Matter’.
Setelah Trump dilantik pada bulan Januari sebelumnya, langkah pertamanya adalah mengeluarkan perintah eksekutif untuk mengakhiri inisiatif DEI di lembaga pemerintah dan sektor swasta. Dia menganggap DEI sebagai bentuk diskriminasi terhadap masyarakat AS, termasuk kelompok kulit putih dan laki-laki, serta menyebut program tersebut melemahkan prosedur promosi dan rekrutmen pekerjaan. CEO Apple, Tim Cook, sebelumnya menyatakan bahwa kekuatan perusahaan bergantung pada budaya keberagaman.
Namun, Cook juga menyebutkan bahwa Apple akan membuat penyesuaian terhadap program DEI sebagai respons terhadap perkembangan kebijakan pemerintah terbaru. Dengan lanskap hukum yang berkembang terkait isu ini, Apple berencana melakukan penyesuaian demi menjaga komitmen pada keberagaman dan inklusi dalam perusahaan.
