China semakin kuat menantang dominasi Amerika Serikat dalam pengembangan teknologi kecerdasan buatan (AI). Meskipun AS terus membatasi akses China ke chip AI dan alat pembuat chip canggih dari AS, China tetap bergerak maju. Salah satu contohnya adalah DeepSeek, sebuah sistem AI dari China yang mendobrak industri teknologi AI AS dengan biaya produksi lebih murah. Menurut CEO startup A1.AI dari China, Lee Kai-fu, negaranya hanya tertinggal sekitar 3 bulan dalam beberapa aspek pengembangan AI dibandingkan dengan AS. Lee, yang pernah memimpin Google China, menyatakan kemajuan China terbukti melalui kemunculan DeepSeek yang menunjukkan perkembangan infrastruktur software China yang pesat.
DeepSeek mencuri perhatian dengan peluncuran model AI R1 yang menggunakan chip standar dengan biaya lebih rendah daripada competitor-competitor di AS. Ini membantah asumsi bahwa sanksi AS akan menghambat kemajuan China dalam AI. Meskipun AS menimbulkan tantangan jangka pendek bagi China, sanksi tersebut justru mendorong China untuk berinovasi dan mandiri dalam pengembangan teknologi AI. Beberapa perusahaan China telah mengembangkan algoritma sendiri dan bahkan mengklaim bahwa DeepSeek sudah menjauhkan diri dari AS dalam hal inovasi. China mulai bergerak pesat dalam AI setelah peluncuran ChatGPT oleh OpenAI AS pada akhir 2022. Lee, seorang investor yang mendirikan 01.AI, juga terlibat dalam banyak perusahaan teknologi China untuk memajukan model AI mereka. Dengan langkah-langkah inovatif tersebut, China semakin kuat dalam persaingan pengembangan teknologi AI global.