PT XL Smart Telekom Sejahtera, hasil dari merger antara XL Axiata dan Smartfren, telah menegaskan komitmennya untuk membangun infrastruktur base transceiver station (BTS) baru di 8.000 lokasi. Selain itu, perusahaan juga menjamin bahwa tidak akan ada pemutusan hubungan kerja (PHK) setelah merger tersebut. Komisaris Utama XL Smart, Arsjad Rasjid, menekankan pentingnya komitmen perusahaan terhadap pelanggan, karyawan, dan industri.
XL Smart berjanji untuk terus berinvestasi dalam industri telekomunikasi seluler di Indonesia, yang saat ini dikuasai oleh tiga pemain termasuk XL Smart. Salah satu langkah investasi yang diambil adalah pembangunan 8.000 situs BTS untuk memperluas jangkauan layanan XL Smart yang mencakup Smartfren, XL, dan Axis. Arsjad juga menyoroti rekrutmen pegawai baru sebagai bagian dari investasi perusahaan untuk meningkatkan layanan kepada pelanggan dan memperbaiki industri.
Direktur dan Chief Regulatory Officer XL Smart, Merza Fachys, menambahkan bahwa merger antara XL Axiata dan Smartfren bukan sekadar penggabungan dua perusahaan, tetapi merupakan transformasi bagi Indonesia. Fachys menekankan bahwa manfaat dari merger ini akan dirasakan oleh masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Hal ini disampaikan kepada Menteri Komunikasi dan Informatika, Meutya Hafid, sebagai upaya untuk memberikan kontribusi positif bagi Indonesia.
Melalui langkah-langkah ini, XL Smart berharap dapat menjaga komitmen terhadap pelanggan, karyawan, dan industri, serta terus berinvestasi untuk memajukan sektor telekomunikasi di Indonesia. Dengan adanya merger ini, diharapkan dapat tercipta dampak positif bagi pertumbuhan industri telekomunikasi seluler serta memberikan kontribusi yang berkelanjutan bagi kemajuan negara.