Berita  

Telkom Menegerahkan Indihome ke Telkomsel: Implikasinya pada Bisnis

Telkom Group telah melakukan perubahan yang signifikan tahun ini. Pada awal bulan Juli lalu, layanan Indihome tidak lagi berada di bawah Telkom, tetapi bergabung dengan Telkomsel.

Penggabungan ini dikenal dengan nama Fixed Mobile Convergence (FMC) karena layanan broadband tetap dan seluler sudah saling bersaing di pasar. Banyak pengguna yang tidak lagi sepenuhnya menggunakan internet seluler ketika berada di luar rumah atau kantor.

Direktur Utama PT Telkom Indonesia, Ririek Adriansyah, mengungkapkan bahwa dua layanan ini sudah saling menyaingi satu sama lain. Ketika ingin menonton Netflix dari rumah ke kantor, pasti akan menggunakan wifi di rumah dan ketika naik MRT, akan menonton dengan menggunakan wifi di MRT tersebut. Maka dari itu, penonton tidak lagi menggunakan internet seluler. Hal tersebut juga terjadi ketika pulang ke rumah.

Ririek menyatakan bahwa 60%-70% penggunaan internet di perangkat seluler tidak lagi menggunakan layanan seluler, melainkan memanfaatkan layanan wifi yang ada di rumah, kantor, atau tempat umum lainnya. Oleh karena itu, Telkom lebih fokus untuk mengelola layanan fixed broadband dengan melakukan FMC.

Dengan melakukan FMC, Ririek menjelaskan bahwa ada banyak manfaat yang dapat diterima, seperti efisiensi Opex (operational expenditure) dan Capex (capital expenditure), serta peningkatan pendapatan.

Dengan penggabungan ini, Telkomsel dan Telkom juga mengubah bisnis mereka. Telkomsel fokus pada bisnis ke konsumen (B2C) sedangkan Telkom fokus pada segmen bisnis ke bisnis (B2B).

Produk FMC yang diterapkan memungkinkan masyarakat untuk membeli satu paket dan mendapatkan banyak layanan sekaligus, mulai dari Telkomsel, Indihome, hingga Orbit.

Dalam peluncuran produk beberapa waktu lalu, Telkomsel juga telah merilis beberapa paket FMC dengan harga bervariasi, mulai dari Rp 120 ribu hingga sekitar Rp 2,5 jutaan.

Exit mobile version