Berita  

Mengecek Kemajuan Satria-1, Satelit Indonesia dengan Akses Online Besok

Satelit Indonesia Raya (SATRIA-1) merupakan satelit internet pertama milik Pemerintah Indonesia sukses meluncur ke angkasa pada Juni 2023 lalu. SATRIA-1 adalah satelit dengan teknologi mutakhir Very High-Throughput Satellite (VHTS) pertama di Indonesia yang dapat membantu program transformasi digital di Indonesia. Satria-1 merupakan satelit multifungsi dengan kapasitas 150 Gbps. Satelit memiliki berat 4,6 ton dengan tinggi 6,5 meter. SATRIA-1 meluncur pada Minggu (18/6) di Kennedy Space Center, Florida, Amerika Serikat, atau Senin (19/06/2023) pukul 05:04 WIB waktu Indonesia. Ia diluncurkan dengan roket Falcon 9 milik Space Exploration Technologies Corporation (SpaceX). Pada 30 Oktober 2023 SATRIA-1 akhirnya berhasil menempati orbit Geostasioner dan mengorbit di 146° Bujur Timur atau berada tepat di atas Pulau Papua dengan ketinggian lebih dari 36,000 km di atas permukaan Bumi. Saat semuanya dipastikan berfungsi dengan baik, SATRIA-1 akan digunakan oleh Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi, Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (BAKTI Kominfo) untuk memberikan layanan internet bagi daerah-daerah di seluruh penjuru Indonesia. Menurut laporan CNBC Indonesia, seremoni pengoperasian SATRIA-1 akan dilakukan bersamaan dengan peresmian pengoperasian BTS 4G di Talaud oleh Bakti, Kamis (28/12/2023).

Cara Kerja Satria-1
Satelit ini dirancang sebagai Broadband Satellite untuk memberikan layanan akses internet cepat. Layanan ini dapat menjadi solusi untuk titik layanan publik pendidikan, kesehatan dan pemerintahan yang belum terjangkau akses internet cepat melalui jaringan kabel serat optik atau Base Tranceiver Station (BTS). Operasional SATRIA-1 juga didukung oleh stasiun bumi dan gateway di Cikarang, Batam, Banjarmasin, Tarakan, Pontianak, Kupang, Ambon, Manado, Manokwari, Timika, dan Jayapura. “Gateway Cikarang akan menjadi lokasi Stasiun Pusat Pengendali Satelit Primer dan Network Operation Control,” ujar Direktur Utama PT SNT, Adi Rahman Adiwoso dalam Konferensi Pers Peluncuran SATRIA-I di Kantor Kementerian Kominfo, Jakarta Pusat, beberapa waktu yang lalu. SATRIA-1 memungkinkan layanan langsung akses internet Direct to Home (DTH), dalam hal ini langsung ke lokasi kantor pelayanan publik. Penyediaan akses internet satelit langsung yang bisa diterima melalui V-SAT menjadi solusi karena instalasi perangkat internet berbasis satelit relatif lebih cepat dibandingkan dengan pembangunan BTS atau jaringan kabel serat optik. Untuk menggunakan akses internet langsung dari satelit, diperlukan perangkat Very Small Aperture Terminal (VSAT) atau disebut sebagai antena parabola kecil yang menggunakan satelit untuk jalur komunikasi atau terminal telekomunikasi satelit. Umumnya Antena VSAT berdiameter antara 0,6 dan 2,4 meter. Namun ada juga antena VSAT besar dengan panjang 3 s.d. 6 meter. SATRIA-1 memiliki kapasitas 150 Gbps yang berguna untuk memberikan akses internet di 150.000 titik layanan publik. Dengan total kapasitas transmisi satelit sebesar 150 Gbps, maka setiap titik layanan akan mendapatkan kapasitas dengan kecepatan sampai 1 Mbps. Dengan operasi transmisi lewat udara, memungkinkan layanan SATRIA-I menjangkau cakupan wilayah yang sangat luas dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote. Cakupan layanan yang luas akan mampu mengatasi hambatan geografis seperti daratan, gunung, bukit, lembah dan ngarai. SATRIA-1 menjadi salah satu solusi pemerintah untuk melengkapi jangkauan BTS 4G dan Jaringan Kabel Serat Optik Palapa Ring.

Exit mobile version